Kegigihan Andreas Chaiyadi Menjadikannya Sukses dalam Bisnis Kardus Box
![[​IMG]](http://agenkardus.weebly.com/uploads/7/6/1/7/7617092/9701359_orig.jpg "Click this image to show the full-size version.")
Setelah lulus SMP, Andreas Chaiyadi merantau ke Yogyakarta. Ia mengingikuti jejak teman-temannya yg udah terlebih dahulu merantau di Yogyakarta.
Andreas Chaiyadi tdk cuma sekolah di SMA aja, melainkan ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yg lbih tinggi, ialah kuliah. Di saat msh kuliah, ia berusaha utk memenuhi kebutuhannya sendiri dgn cara berjualan buku ensiklopedia. Dlm menjual buku tersebut, ia menargetkan utk bertemu empat orang guna menawarkan dagangannya.
Berbagai cara ia coba supaya bukunya banyak yg beli. Di suatu saat, ia menawarkan bukunya ke karyawan suatu perusahaan. Bukannya bukunya laku terjual, Andreas justru diusir oleh satpam perusahaan tersebut.
Kegigihannya ia bawa di dunia kerja. Andreas sesudah lulus kuliah, ia bekerja di PT Sarana Kemas Utama. Di perusahaan tersebut, Andreas bekerja sbg marketing. Ia berhasil mengharumkan nama perusahaannya. Namun, Andreas memilih utk keluar dari perusahaan tersebut. Keluarnya Andreas membuat perusahaan banyak yg trtarik utk menawari pekerjaan. Berbagai tawaran ia dapatkan. Bahkan, ada yg bersedia utk membiayai utk membuka usaha.
Semua tawaran tersebut ia tolak. Krna Andreas berkeinginan utk membuka usaha sendiri. Dia mengajak temannya, Johanes Djafar utk membuka usaha jual kardus box. Modal awal yg dikeluarkan masing-masing 15 juta. Mereka memulai usaha dgn nama perusahaan PT Dwi Aneka Kemasindo.
Di tahun berikutnya, perusahaan tersebut tdk cuma menjual kardus box, namun mengolah sendiri. Cuma aja kardus lembarannya msh membeli ke pabrik. Mereka menyewa gudang seluas 300m2 di Dadap, Jakarta Barat. Kmudian, mereka jga membeli mesin paku, mesin lipat & mesin potong guna membuat kardus yg sesuai dgn pesanan pelanggannya.
Untuk Besar dari Krismon
Di saat Indonesia diterpa badai krisis moneter, banyak perusahaan yg gulung tikar. Namun, hal ini sangat berbeda dgn perusahaan milik Andreas. Dia justru bisa meraup banyak sekali keuntungan dari badai krisis moneter tersebut. Pada saat itu, banyak pelaku usaha jga kesulitan mencari bahan baku, termasuk kardus utk kemasan. Oleh krna itu, tak heran andaikata banyak pelaku usaha yg memesan kardus ke PT Dwi Aneka Kemasindo. Para pelaku usaha tdk peduli dgn harganya, yg terpenting mereka mndaptkan barang yg kitabutuhkan. Krna itu, Andreas meraup banyak sekali keuntungan.
Dr keuntungan tersebut, Andreas berhasil membeli lahan seluas 2.500 m2 di Pantai Indah Dadap. Dia jga membeli mesin cetak tiga warna yg otomatis. Kemajuan yg bisa jadi tdk di sangka-sangka oleh Andreas.
Sebuah usaha tdk selamanya akan berjalan dgn lancar. Terkadang, ada kendala-kendala yg harus dihadapi, begitu jga dgn usahanya Andreas. Pada tahun 2001, perusahaannya milik Andreas diterjang banjir. Semua bahan baku, mesin & lainnya terndam oleh air. Kerugian besar dialami oleh Andreas. Namun, hal itu bisa dia atasi. Cuma butuh waktu 6 bln, Andreas berhasil mengembalikan usahanya kaya semula & ia mampu menutupi semua kerugian yg ia derita.
Pada tahun 2009, Andreas membeli pabrik offset printing di Jataje, Tangerang. Lalu, di tahun 2011, Andreas mengakuisisi PT Super Kemas Utama, suatu perdusen karton lembaran.
Kini, Andreas mampu menghasilkan omzet hingga Rp 184 miliar/tahun. Dari dua orang, sekarang usahanya udah mempekerjakan sekitar 1.000 karyawan.
0 comments:
Post a Comment